Imipramine [book review]

Ini pertama kalinya Blind Date With Book dilaksanakan oleh teman-teman dari Klub Buku Kediri. Meskipun hanya kami berempat (Mbak Dewi, Liya, Andika dan saya), BDWB tetap berjalan seru dan menyenangkan. Kami sepakat bertemu di Monumen Simpang Lima Gumul dan tepat di dalam monumennya kami memulai blind date ini. Nah, Imipramine inilah yang menjadi teman kencanku bulan Mei ini. 

Judul: Imipramine
Penulis: Nova Riyanti Yusuf
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN:  9792207821 
Paperback, 159 pages

Kesan pertama
Jujur, aku tidak bisa menebak kisah seperti apa yang akan kutemukan dalam buku ini. Mengenal penulisnya pun baru pertama kali ini. Setelah browsing sedikit akhirnya tahu kalau penulis adalah dokter yang juga aktif di bidang politik. Nah, begitu mulai membaca saya langsung pusing. Banyak sekali istilah-istilah kedokteran dan ilmiah yang tidak semuanya saya mengerti. Dan hal itu cukup membuat alis mengernyit.

Ide Cerita dan Alur
Berbau psiko-seksual, politik dan konspirasi. Intrik konflik tiap tokoh bertautan dengan pengupasan karakterisasi di setiap halamannya adalah ide yang menarik. Tetapi yang aku sayangkan adalah perpindahan sudut pandang antara tokoh yang satu dengan yang lainnya, dan penekanan pada siapa tokoh utamanya tidak begitu diperhatikan oleh penulis. Seharusnya penulis membuat perpindahan karakter atau sudut pandang dengan memberikan petunjuk bagi pembaca. Hal ini membuat saya kurang bisa memahami rantai ceritanya karena seolah-olah semua konflik batin tiap tokoh tumpah ruah tanpa jejak yang jelas. Dan mungkin ini keterbatasan saya sebagai pembaca, saya tidak menemukan apa makna Imipramine yang dimaksud. Imipramine adalah nama sebuah zat obat kimia yang memiliki efek tertentu pada manusia namun seolah-olah di sini ada tokoh yang mengidentifikasikan dirinya sebagai Impramine.


Layout
Desain kovernya bagus, simpel dan misterius. Tetapi sayang sekali penataan di dalam bukunya tidak diperhatikan dengan baik. Adanya perbedaan jenis font dan judul-judul di awal bagian cerita justru membuat bingung ketika membaca. Apa maksudnya font di bagian sini dibedakan dengan font di bagian yang lain?

Overall, buku ini akan jadi lebih bagus lagi jika kembali diperhatikan tatanan layout isinya dan disempurnakan alur-alurnya yang belum jelas. It was okay but it is not my cup of tea.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

logophile • memorabilia of my adventure as a writer, a reader, a translator and a light seeker •

0 comments