Slammed - Cinta Terlarang [book review]



“Terkadang kehidupan menghalangi jalanmu.”

Aku tidak akan pernah menyangka akan terlibat dalam kronik permasalahan hidup semacam ini bila aku tidak membaca Slammed yang ditulis Colleen Hover ini. Sungguh bila waktu itu aku tidak memutuskan ikut membaca bersama Reight Book Club, aku akan melewatkan satu kisah yang ‘berbeda’ dari banyaknya cerita young-adult romance yang tersaji dalam bentuk novel. Sebelumnya, aku tahu novel ini dari Riefa-seorang teman sekampus-yang memiliki English versinya. Ketika Adit memberitahu bahwa Slammed menjadi read-along di RBC, kuputuskan untuk ikut. Setelah kutanyakan seperti apa novel ini pada temanku tadi, tanpa berpikir dua kali, aku ingin membacanya.

Oya, ini pertama kalinya aku ikut read-along di RBC, setelah mengintip beberapa review di blog teman-teman RBC aku menyadari bahwa aku memiliki cara yang berbeda dalam membuat review buku. Namun kali ini aku menyeragamkannya dengan gaya RBC. Kuharap aku bisa ikut terus membaca bersama kalian. :’D

Slammed jenis novel penguras tawa sekaligus airmata—berselang-seling. Versi terjemahannya kurasa cukup bagus dan pas meskipun aku belum membaca versi bahasa Inggrisnya—tapi aku tertarik untuk membaca yang itu. Aku tidak tahu harus mengatakan apa setelah menyibak halaman terakhirnya. Sedih, haru, senang, bahagia...bercampur, namun perasaan yang jelas sekali adalah... LEGA.

Sinopsis

Layken harus kuat demi ibu dan adiknya. Kematian mendadak sang ayah, memaksa mereka untuk pindah ke kota lain. Banyangan harus menyesuaikan diri lagi dengan lingkungan baru sungguh menakutkan Layken. Namun semua berubah, begitu ia bertemu dengan Will Cooper, tetangga barunya.
Will memang menarik. Dengan ketampanan dan senyum memikat, pemuda itu menularkan kecintaannya pada slams—pertunjukan puisi. Perkenalan pertama menjadi serangkaian hubungan intens yang membuat mereka semakin dekat, hingga keduanya bertemu lagi di sekolah...
Sayangnya, hubungan mereka harus berakhir. Perasaan yang mulai tumbuh antara Will dan Layken harus dihentikan. Pertemuan rutin mereka di kelas tak membantu meniadakan perasaan itu. Dan puisi-puisi menjadi sarana untuk menyampaikan suara hati. Tentang sukacita, kecemasan, harapan, dan cinta terlarang mereka.



Slammed – Cinta Terlarang novel terjemahan dari Gramedia ini mengisahkan kehidupan yang harus Layken dan keluarganya jalani pasca meninggalnya sang ayah. Dukanya belum sembuh sampai ketika ia pindah dan bertemu Will. Dengan cepat keduanya saling jatuh cinta namun dengan secepat kilat juga keduanya harus rela mematahkan cinta terlarang mereka.
Ternyata kehidupan Layken tidak jauh lebih mudah dari yang sebelumnya. Ia harus menghadapi perubahan sikap Will yang terus membuatnya bingung dan muak. Ia juga harus mempersiapkan dirinya untuk fokus pada sang ibu—Julia yang mungkin tidak punya banyak waktu lagi dan Kel, adiknya yang baru sembilan tahun.
Urusan patah hatinya ia usahakan merosot ke urutan yang kesekian kali namun itu tak mudah seperti yang ia harapkan. Bagaimana bisa ia hidup dengan patah hati dan bersikap tenang bila orang yang membuatnya patah hati hidup tak lebih dari beberapa meter jaraknya dari rumahnya? Yang setiap hari akan ia hadapi sebagai orang yang tidak boleh ia cintai? Layken sangat malang.
Namun seiring berjalannya waktu, seperti puisi Layken yang berjudul Pembelajaran, ia pun belajar tentang banyak hal. Bahwa ia sesungguhnya kuat, cukup mampu untuk ‘menonjok wajah kehidupan atau kematian’? Bahwa ia sesungguhnya telah salah menilai orang yang sangat ia cintai. Bahwa ia harus memahami segalanya bukan hanya dengan kepala namun juga hati.

First Impression

Melihat cover versi terjemahannya yang berwarna oranye—atau merah ini(?) dan ilustrasi robekan kertas di cover depannya, aku tidak cukup mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang sebenarnya ‘menarik’ dari isi di dalamnya. Tapi tulisan NEW YORK TIMES BESTSELLER di atasnya membuat alisku naik. ‘Oke,’ kataku di toko buku. Dibandingkan dengan cover English versionnya yang menurutku lebih ‘mengungkapkan’, cover English versionnya malah memberikan kesan suram dan sedih. Aku sangsi saat melihatnya—entahlah—aku tipe pembaca yang harus menyukai covernya dulu baru memutuskan. Tapi toh, aku membacanya.

How did you experience this book

Versi terjemahan Indonesianya menurutku bagus. Mungkin akan kupastikan bagus atau tidaknya setelah aku tahu versi Englishnya, yah? Namun aku menikmati terjemahan novel ini dengan baik. Aku suka ‘kekhasan’ novel terjemahan yang terdengar unik. Seperti yang sudah-sudah, Gramedia masih memiliki penerjemah yang paling bagus menurutku.

Pertunjukkan Slam (pementasan puisi) dalam novel ini sungguh di luar dugaanku. Kukira, mana ada sih zaman sekarang sekumpulan anak-anak muda mementaskan puisi di kelab? Maksudku, aku tidak pernah menyangka ada semacam perkumpulan seperti itu di kehidupan nyata orang-orang sana.

Tentang novel ini sendiri aku sekali lagi hanya bisa kehilangan kata-kata adjektif untuk memberitahu kalian seperti apa novel ini. Yang jelas, bila kalian pembaca yang mengharapkan kisah percintaan yang ‘tidak biasa’, Slammed adalah kewajiban untuk dibaca, hehe. Yang ingin tertawa dalam tangis atau menangis dalam tawa, silakan membacanya karena kalian tidak akan tahu kapan kalian akan tiba-tiba tertawa lalu tersedak menahan airmata.

Characters

Collen Hoover memiliki karakter yang sangat kuat—setiap karakternya. Layken yang kadang rapuh-kadang kuat dan juga berani. Will yang tidak hanya membuat Layken jatuh hati, tapi juga aku. Mendiang ayah Layken yang tidak muncul secara harfiah di novel, justru membuatku sangat ingin mendapatinya muncul. Ibu Layken yang super tabah dan super bijaksana. Teman-teman Layken; Eddie, Gavin dan Nick. Bahkan Kel, adik laki-laki Layken sendiri membuatku tercengang.

Aku ingin sekali menyeret Kel ke kursi karakter yang ingin kutanyai, hehe. Mungkin begitulah anak kecil sembilan tahun ya. Kemurnian perasaannya benar-benar tergambar di sini. Kel yang suka berbicara dan berjalan dengan terbalik itu sangat menggemaskan. Jauh lebih tabah daripada kakaknya sendiri, Kel menerima kenyataan bahwa Julia mungkin tidak akan melihatnya tumbuh hingga dewasa dengan begitu bijaksana. Polah imutnya yang mengajukan ide membuat kostum Halloween menjijikan itu—sehingga membuat kepala sekolahnya berang justru amat keren! Entah seperti apa Kel dewasa nanti.

Plot

Plot-nya sangat ‘mengerikan’ dalam arti yang baik. Plot Slammed inilah yang mampu membuat pembacanya nangis-tertawa-nangis-tertawa lalu bingung lalu sedih lalu kagum lalu menghela napas.

Aku membacanya mulai dari 2 December – 5 December 2013. Sempat kubaca di kelas saat jeda break, dan aku dipergoki mewek oleh teman-temanku. Lalu dipergoki lagi saat aku terpingkal seperti orang gila.

Overall, plot, momen, adegan...semuanya pas. Aku bernapas lega karena tidak menemukan Will atau Layken berusaha ‘memperpanas’ hubungan mereka. Aku sering men-skip bagian yang itu bila mendapati novel romance yang tidak jauh-jauh dari adegan ehem.

POV

Orang pertama dari Layken Cohen.

Tema

Young-adult romance. Tentang cinta yang terlarang dan terhalang oleh keadaan. Yang jelas bukan yang menye-menye seperti roman picisan, ini  buku bertema yang ‘menasehati’ dengan cara yang indah.

Quotes

Ada banyaaaaak sekali bagian yang ingin kugarisbawahi, kalau perlu kustabilo. Apalagi puisinya. Tapi favoritku adalah...


Lampauilah keterbatasanmu. Keterbatasan itu ada untuk dilampaui.”


Ending

Memuaskan mungkin bukan kata yang tepat ya...meski aku sendiri merasa ‘sangat puas’. Aku lebih merasa lega dengan semua antiklimaks yang terjadi. Dan, menarikku pada kesimpulan bahwa harus ada kelanjutan dari Layken dan Will. GREAT ENDING!

Pertanyaan

Are you SLAMMED?

Benefits

Novel ini memberikan ‘pencerahan’, khususnya bagiku. Terlebih tentang lima tahap yang dilewati orang yang berduka, baik setelah ditinggal mati atau karena patah hati. Mungkin semacam hal yang sama.

Puisi-puisinya... mengajariku dan membuatku berpikir dan menghela napas. ‘Oke, keren.’ kataku.

Nasehat-nasehat yang tersimpan dalam setiap halamannya. Pastikan kalian benar-benar menangkapnya, ya.

Aku suka karya Colleen Hoover ini dan berharap bisa segera membaca POINT OF RETREAT. Karena sepertinya buku #2 merupakan kelanjutan dari SLAMMED #1. Aku harap akan menemukan kisah yang lebih mengesankan dari Colleen Hoover lagi. ^_^


~ dheril sofia ~

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

logophile • memorabilia of my adventure as a writer, a reader, a translator and a light seeker •

0 comments