DUNIA SOPHIE [book review]

Dunia Sophie


My rating: 5 of 5 stars


“Wisest is she who knows she does not know.” ― Jostein Gaarder, Sophie's World

Langsung saja mari kita menikmati filsafat yang dibalut dengan dongeng yang begitu memikat.
Taman Firdaus—Sophie Amundsen menerima kiriman surat-surat misterius berisi ucapan selamat ulang tahun yang ditujukan kepada gadis bernama Hilde yang tinggal di Lillesland oleh ayahnya dari Lebanon, namun bukan itu saja yang misteri yang dihadapi Sophie. Seseorang berusaha mengajaknya bermain-main dalam dunia pemikiran—filsafat.

Hari demi hari Sophie diperkenalkan dengan filosof-filosof Yunani Kuno Heraclitus, Descrates , Plato, Aristoteles dan lain-lainnya hingga ke masa zamannya sekarang. Dia melalui perjalanan filsafat yang penuh petualangan dalam pemikiran-pemikiran yang sangat menarik oleh para filosof itu. Alberto Knox, guru filsafat misteriusnya itu terkadang membuat dunia Sophie jungkir balik begitu pula Hildegaard dan Ayahnya.

Tidak ada kata-kata lebih lagi, buku ini memikat saya dengan ketebalan 800 halaman. Bukan hanya kisah misteri dan fantasinya, tapi pendalaman filsafatnya begitu mudah diterima awam. Saya pernah belajar Filsafat Umum di semester 5 di matakuliah yang sama. Dan menemukan adanya gambaran yang semakin terang tentang apa yang telah saya pelajari, dan bahkan menemukan beberapa titik terang yang selama ini masih redup di kepala saya.


Mungkin saya sudah tertinggal dengan milyaran orang yang telah membaca buku ini tapi, Dunia Sophie adalah novel filsafat yang akan dikenang oleh waktu dan ruang, dan tidak menutup kemungkinan bahwa ratusan tahun yang akan datang Dunia Sophie akan menjadi salah satu bentuk rekaman petualangan pemikiran para filosof yang akan dibaca oleh manusia masa depan.

Yang saya baca adalah versi terjemahannya dan merasa cukup puas atas penerjemaah yang baik.

Ketebalan 800 halaman tidak berarti kendala bagi saya karena saya terpikat sejak halaman pertama.
Saya harus berterimakasih kepada perpustakaan kampus karena saya menemukan buku ini di sana dan meminjamnya selama dua minggu untuk dibaca. Sangat menyenangkan belajar sambil berpetualang pemikiran dan berimajinasi di dunia ide dan khayalan.
Beberapa kuotasi dari buku ini sangat menarik dan mengajak kita untuk melakukan perjalanan filosofi kita sendiri:

Dewa-dewa bukan untuk ditakuti. Kematian tidak perlu dikhawatirkan. Kebaikan itu mudah dicapai. Ketakutan itu mudah ditanggulangi. – Epicurus.

"Separuh dari petualangan. Apakah kamu kira kamu dapat membayangkan kehidupanmu sendiri dalam konteks kosmik? (Perspektif Keabadian - Spinoza) - Dunia Sophie: 389."

"Sebelum kita merasakan sesuatu, pikiran kita merupakan 'tabula rasa'-atau kertas kosong. - Locke.

“Tapi menurut Hume, bukan akal yang menentukan apa ya kita katakan dan kita lakukan, melainkan 'perasaan'. Dunia Sophie: 437"

"Kierkegaard - kehidupan estetika, etika dan religius."

Dari Bab Darwin dan pembahasan tentang Sigmund Freud.
Apa artinya usaha kreatif kita yang tak habis-habisnya, jika hanya dalam sekejap, kematian mengakhiri segalanya? – Goethe ‘Faust’

Sesungguhnya tindakan yang sehat adalah membiarkan pintu terbuka lebar antara alam kesadaran dan bawah sadar. Jika kita mengunci pintu itu, kita akan sakit mental.

Semakin besar usaha kita untuk melupakan sesuatu, semakin banyak kita memikirkannya secara tidak sadar.

Seseorang yang mengatakan bahwa dia tidak mengerti seni berarti dia tidak mengenal dirinya sendiri dengan baik.

Zaman Kita Sendiri
...Manusia dikutuk untuk bebas...
Eksistensialisme, mengambil situasi manusia sebagai titik tolak.
Jujurlah pada dunia. Jangan dengarkan mereka yang menawarkan kepadamu harapan adialamiah. – Nietzsche.

Sartre mengatakan bahwa eksistensi menusia mendahului dirinya. Kenyataan bahwa aku ada mendahului apakah aku ini. ‘Eksistensi mendahului esensi’.

Manusia tidak mempunyai ‘hakikat’ bawaan semacam itu. Oleh karena itu, manusia harus menciptakan dirinya sendiri. Dia harus menciptakan hakikatnya atau ‘esensi’-nya sendiri, sebab itu tidak ditetapkan sebelumnya.

Sophie mengingatkan saya kepada diri saya sendiri. 
Selain nama saya sendiri adalah Sofia, saya memang sangat menyukai pemikiran perenungan dan filosofi. Sophie, Sophie, Sofia yang bermakna kebijaksanaan, mungkin telah menanamkan sebagian kecil dari kebijaksanaannya kepada saya.

Saya terhibur dengan pemikiran-pemikiran serius para filosof-filosof dalam Dunia Sophie. Benar-benar merupakan petualangan yang sangat seru dan membuat kita berpikir seperti seorang filosof. Bertanya-tanya tentang suatu hal lalu menarik tesis dan merangkai kalimat seindah yang mungkin bisa diciptakan oleh sastrawan hebat.

I’m saying that words, colors, imagination, mind power, thesis are philosophy. And philosophy is an advanture that will last forever.


“... the only thing we require to be good philosophers is the faculty of wonder...” ― Jostein Gaarder, Sophie's World


Share this:

ABOUT THE AUTHOR

logophile • memorabilia of my adventure as a writer, a reader, a translator and a light seeker •

0 comments