Just The Way My Antifans Hate Me [Kuis: My Antifan Story Penerbit Haru]

So, I Married the Anti-fan


Judul : So, I Married the Anti-fan
Penulis : Kim Eun Jeong
Genre : Romance, comedy
Kategori : Fiksi, novel terjemahan
ISBN : 978-602-98325-4-9
Tebal : 550 hlmn
Harga : Rp. 60.000 (PO Rp. 54.000+ongkir)
Terbit : Maret 2012

Sinopsis

Aku tinggal dengan idola paling terkenal se-Korea. Tapi… Aku adalah antifan-nya.

H, salah satu bintang pemicu hallyu wave akan tinggal dengan antifan-nya dalam sebuah variety show.

Mr. H: Tentu saja aku bisa menangani antifan-ku. Aku ini pria yang penuh dengan kejutan

Ms. L: Sebagai antifan-nya, aku akan membuka semua rahasia busuknya. Lihat saja nanti. Begitu berita itu keluar, para fans Mr. H segera membentuk pertahanan untuk melindungi idolanya.

Dan jika Ms. L melukai Mr. H barang sedikitpun maka mereka tidak segan-segan untuk bertindak.

(untuk info lengkapnya silakan berkunjung ke Penerbit Haru atau ke Twitter @penerbitharu)

====================================================================
My Antifan Story: Jika Aku Idola dan bertemu Antifan-ku


Just The Way My Antifans Hate Me


“Hai,” suaraku kuusahakan terdengar tenang dengan senyum tertarik manis di wajah. Tapi pemuda di depanku malah menyipitkan mata padaku dan berkerut kening. Senyumanku tidak dibalas, senyum yang sudah kulukis dengan kanvas wajah terbaikku dan ketulusan yang masih tersisa dari panggung konser yang baru saja aku turuni. Tapi, pemuda berjaket hitam dengan tulisan ‘Hate You’ itu membuatku terpaku dan menelan ludah. “Dia antifanku,”

Well, berbicara tentang idola dan antifan adalah hal yang sangat menarik. Semua yang diidolakan pasti memiliki kubu berseberangan, kubu yang tidak menyukainya atau alih-alih menyukai, mereka membencinya dan menyebut kubu mereka Antifan. Sebagai idola, keberadaan antifan itu juga merupakan suatu titik penting, sama seperti fans. Membayangkan diri saya dielu-elukan oleh fans yang mencintai saya namun di sisi lain, sekelompok orang mencibir dan merendahkan pasti kecewa rasanya. Dan apa lagi jika bertemu langsung, bertatap muka dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Pastilah antifan saya itu akan memicing ke arah saya dengan dahi berkerut dan diikuti kata-kata yang tidak enak didengar. Tatapan benci bagi siapapun tidak menyenangkan, apa lagi bagi idola yang banyak dicintai tapi juga banyak dibenci. Yah, serba salah memang. Sebagai idola saya nggak bisa memaksa mereka untuk berhenti menjadi antifan, terlebih meminta mereka untuk menyukai saya. Seandainya saya menjadi idola, lalu di suatu kesempatan setelah menggelar konser atau apa, dan bertemu dengan seorang antifan... saya akan tersenyum lembut karena saya tidak membenci antifan, meskipun mereka secara nyata membenci saya. :D. Bersikap seperti apa adanya, dan mencoba mencari hal apa yang salah pada diri saya hingga dia menjadi antifan saya.

Katakanlah saya seorang penyanyi wanita tersohor di antero dunia, kemudian harus menikah dengan orang yang sudah dijodohkan orang tua dan bingo! Dia adalah antifan saya. Setengah bencana, setengah anugerah. Saya harus bersiap-siap menjalani hidup dengan orang yang tidak menyukai saya dan mencoba untuk membuatnya menyukai saya, in case dalam keadaan seperti itu. Tapi hal yang lebih penting adalah, antifan bukan hanya sekedar orang-orang yang anti pada kita (idola), mereka adalah pengingat bagi idola untuk terus memperbaiki diri, berinstrospeksi diri dari apa-apa yang mereka kritikkan pada kita. Antifan itu justru menjadikan dunia idola menjadi lengkap. Dunia idola harus tetap seimbang dengan adanya fans dan antifans.

Tapi di sisi lain saya yakin, tidak ada yang abadi di dunia ini. Bahkan bisa saja seorang antifan akan berubah menjadi big fan yang justru mendukung idolanya suatu saat. Bukan berarti hal itu tidak mungkin, karena setiap hal memiliki kemungkinan. Begitu juga fans, mereka pun bisa berubah, yang tidak terlalu parah mungkin mereka tidak lagi mengidolakan saya, atau mengidolakan idola lain. Itu bukan suatu masalah yang harus dibesar-besarkan bagi saya. Tapi jika fan malah berubah menjadi antifan, itu artinya saya sudah tidak berhasil menjadi idola yang fans saya harapkan dan itulah waktu saya sebagai idola, untuk memperbaiki diri lagi.

“Jadi, apa yang kamu sukai dariku?”

Manekin yang mungkin terbuat dari es itu tidak bergeming atau tampak ingin menjawab. Tangannya berkacak pinggang sedangkan matanya memicing dengan seribu alasan dia membenci seorang superstar sepertiku ini, aku mencari-cari dari sekilan ribu alasan itu, berharap ada satu hal yang dia sukai dariku.

“Yang aku suka, yang aku suka aku membencimu,”

Aku menelan ludah, baiklah...aku ini bintang terkenal, wanita pula...jadi aku tidak akan bersikap sembarangan, “Kau tahu kenapa aku tidak menghalangimu dan teman-temanmu yang membenciku itu merusak konserku tadi? Kau tahu alasan aku diam saja saat kalian melemparkan telur ke panggung tadi?”

Aku akui antifanku ini mirip dengan idolaku sendiri, seorang aktor film action yang sudah merajai perfilman internasional, tapi dia membenciku.

“Karena aku mencintai antifans-ku, aku menyayangi mereka,”

Dia terbelalak hingga manik matanya nyaris jatuh ke lantai. Sebelum dia semakin tidak percaya aku lanjutkan kalimatku, “Kau, ya..memang antifanku. Tapi bagaimana jika idola yang kau benci ini mencintai antifans-nya?” aku tidak tahu jika dia semakin tersentak kaget. “Eh...aku bukan bermaksud aku mengatakan aku mencintaimu lo, yaa...”

Dia pingsan.


Sekian.

@sofiadhe ditulis dalam rangka partisipasi dalam Kuis My Antifan Story oleh Penerbit Haru ^_^

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

logophile • memorabilia of my adventure as a writer, a reader, a translator and a light seeker •

0 comments