Time After Time [book review]




Judul: Time After Time
Penulis: Aditia Yudis
Penerbit: Gagasmedia
Tahun: 2015
Halaman: 280 hlm
ISBN: 9789797807894
Genre: fantasy, romance, time travel

Waktu bisa saja mengelabuimu
Mengambil yang kau inginkan. Menjauhkan yang kau impikan. Memberi yang tak pernah kau harapkan. Mendatangkan seseorang yang nyaris tak kau duga.
Lewat sebuah paket misterius, pintu masa lalu terbuka. Kau tiba-tiba saja diberi kesempatan menelusuri rahasia. Akankah kau mengambil kesempatan yang mungkin hanya ada dalam dongeng belaka?
Lasja yang masih berkabung atas kematian ayahnya memutuskan mengambil kesempatan ini. Ada kenangan indah bersama sang Ayah yang ingin ia ulang. Ada rahasia tentang Ibu yang ingin ia ketahui kebenarannya.
Namun ada kalanya, masa lalu memang seharusnya dibiarkan menjadi masa lalu. Perjalanan waktu itu seharusnya tak pernah terjadi. Untuk apa jika hanya membuatnya kehilangan lagi?
Ketika kehilangan satu hal, kau akan mendapatkan hal lain yang lebih berarti. Lasja pernah percaya akan hal itu. Tetapi, tidak kali ini, ketika tidak hanya cinta, masa lalu pun ternyata mengkhianatinya.
Ia hanya ingin kembali, bagaimanapun caranya. Akankah waktu mampu membawa gadis itu kembali juga membuatnya jatuh cinta sekali lagi?

~ First Impression ~
Pertama kali tahu tentang novel ini lewat gambar yang diunggah sama Adit di facebooknya. Aku masih ingat gambar itu sebuah tagline tentang novel terbarunya ini. Dan aku langsung antusias tak sabar ingin novel itu cepat terbit. Kali ini Adit memberikan sentuhan fantasi dalam kisah romannya. Selain itu akhirnya Gagasmedia memberikan sentuhan berbeda pada karya-karya yang diterbitkannya karena sejauh ini aku belum pernah tahu ada genre fantasi yang diterbitkan Gagasmedia. Dan ketika semua proses menunggu novel ini selesai dan covernya diunggah secara resmi oleh Gagasmedia, aku semakin berharap bisa mengikuti kisah Lasja dalam Time After Time. Ohya, novel ini merupakan seri Time Travel yang dikeluarkan oleh Gagasmedia tahun ini. Setelah sukses dengan seri Setiap Tempat Punya Cerita, seri 7 Deadly Sins, tahun ini Gagasmedia memiliki banyak proyek buku seri yang segenre meskipun tidak secara cerita saling berhubungan. Selain seri Time Travel ini adalah seri Love Cycle.

Sebagai penyuka fantasi dan sci-fi—meskipun belum bisa dikatakan fans beneran—aku selalu tertarik dengan sesuatu yang bernapaskan fantasi dan sci-fi. Pengetahuanku tentang karya-karya fantasi dan sci-fi sendiri pun sama sekali tidak bisa dikatakan banyak. Selain itu, belum banyak penulis tanah air yang memfokuskan dan mengkhususkan diri sebagai penulis fiksi ilmiah dan fantasi secara penuh. Dan ketika novel ini rilis, aku beneran nggak sabar pengen baca!


~ The Story ~
Lasja Kirana yang baru saja kehilangan Ayahnya mendapatkan paket misterius bermuatan sebuah kompas. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan benda itu namun seseorang yang tak kalah misterius dengan paket itu menyuruhnya dan menerornya untuk mempergunakan kompas itu. Lasja bisa mendapatkan semua jawaban dari pertanyaannya tentang masa lalu keluarganya dan mungkin dia bisa menemukan cintanya.

Kompas itu membawa Lasja pada sebuah masa dimana Ayah, Ibu dan Lasja kecil masih menjadi sebuah keluarga kecil bahagia. Lasja tak tahu untuk apa dia ada di masa itu dan apa tujuannya. Sampai akhirnya dia tahu bahwa kedatangannya di masa itu untuk mencegah hal buruk terjadi pada keluarganya, untuk mencegah sebuah kekacauan besar yang akan menyakiti hati orang yang paling ia sayangi. Namun justru hal yang tak diharapkanlah yang terjadi. Apapun usaha Lasja, bahkan dia sudah menempuh perjalanan menembus waktu kembali ke masa lalu... Lasja takkan bisa mencegah seseorang itu pergi. Lasja tetap saja kehilangan Leia, Ibunya yang lebih memilih kembali ke masanya dan meninggalkan Ayah dan Lasja kecil. Itu semua takkan terjadi jika Banyu memberikan kompasnya sejak awal. Lasja takkan terjebak di masa itu terlalu lama, Lasja bisa merencanakan sesuatu yang lebih matang dan rapi untuk mengubah masa lalu jika Banyu tak egois dengan menyembunyikan kompas itu—satu-satunya cara untuk kembali. Namun memang benar, cinta mampu mengubah tindakan apapun menjadi terasa benar. Lasja yang dikuasai rasa kecewa dan marah karena pengkhianatan dan patah hati memutuskan untuk meninggalkan pemuda itu, Banyu, pemuda kikuk yang sangat perhatian padanya. Banyu yang telah ia buat jatuh cinta. Lasja tak pernah tahu bahwa efek yang diciptakannya terhadap Banyu sungguh begitu kuat hingga membuat Banyu tidak berhenti mencintainya hingga kini.

Hingga akhirnya Banyu menemukan Lasja terlebih dahulu. Di masa dimana dia bukanlah pemuda belasan tahun yang masih kikuk menyatakan cintanya. Dia menemukan gadis dari masa lalunya itu. Lasja tidak menyangka jika waktu begitu licik dan mempermainkannya. Banyu adalah salah satu dari bagian masa lalu yang sangat dihindari Lasja. Namun hatinya tak bisa berbohong jika kehadiran Banyu sangat berarti untuknya.
Ide cerita yang BRILIAN! Aku suka kronologi ceritanya, sebab-akibatnya, posisi karakternya dan konflik pribadi masing-masing, konflik antartokohnya. Ini reaksi kimia dan fisika yang sukses.

~ Characters ~
Lasja Kirana
Gadis bernama Lasja ini terkesan sangat introvert dan pendiam. Sepanjang kisah aku jarang sekali mendapatinya ceria atau berseri-seri bahagia. Atau mungkin karena pengaruh suasana ceritanya ya? Mungkin karena pada saat itu, Lasja baru saja kehilangan Ayah yang sangat ia cintai. Lalu sepanjang kisah Lasja harus menghadapi banyak hal yang sebenarnya tidak dia harapkan. Lasja juga terlalu murung dan kehilangan semangat. Dia bahkan sempat terpuruk dan putus asa menjalani kehidupannya setelah kembali dari masa lalu. Kurasa Lasja bisa sedikit lebih tegar dan kuat dan mempersiapkan diri jika bertemu lagi dengan Leia atau Banyu. Pun Lasja mungkin bisa sedikit lebih memahami keputusan Leia untuk meninggalkan Ayahnya saat itu seperti yang ia lakukan pada Banyu. Lasja dan Leia ini memiliki kemiripan. Ohya, pelafalan nama Lasja ini seperti apa ya? Apakah seperti ‘La-sya’ atau ‘Las-ya’ atau ‘Las-ca’ atau ‘Las-ja’? Selama membaca aku melafalkan nama Lasja dengan ‘La-sya’.

Banyu a.ka. Lendra
Selama membaca yang terbayang dalam imajinasiku, Lendra ini adalah Benedict Cumberbatch. Hahaha, entahlah. Seperti halnya Lasja, karakter Lendra di sini juga terkesan serius dan still. Lendra terlalu sempurna untuk bisa jadi kenyataan. Mungkinkah ada pria seperti Dimas, ayah Lasja dan Lendra ini? Dua puluh lima tahun dan masih tetap mencintai satu perempuan saja? Mungkin mereka ada. Mungkin... Aku suka ketika Banyu dan Lasja terlibat kesepakatan yang melibatkan Arwen dan Aragorn. Itu menghibur sekaligus benar-benar mencairkan suasana sendu dan statis pada saat itu.

Kurasa karakter-karakter yang terbangun dalam Time After Time ini lebih ‘tenang’ dan dewasa. Aku tak tahu, aku sedikit berharap Lendra yang masih menjadi Banyu lebih semarak, menarik dan jahil. Banyu justru tampak terlalu dewasa dan kikuk untuk usianya yang belasan tahun. Atau memang karakternya seperti ini, ya? Tapi kalau seumpama aku ada di posisi Banyu saat itu, aku pasti mengerjai Lasja habis-habisan. Membuat gadis itu jengkel, marah, kesal dengan kejahilan-kejahilan remaja laki-laki dan membuat Lasja tidak bisa melupakannya. Atau mungkin karena budaya di masa itu tidak mendukung karakter yang seperti itu, ya? Ah, entahlah... aku hanya berpikir kalau Lasja sudah terlalu pusing dan serius dengan masalahnya, mungkin hadirnya Banyu bisa menjadi ice-breaker.

O
verall, aku menikmati buku ini. Juga sangat menyukai ide ceritanya. Namun suasana yang terbangun dari kisah ini dituturkan dengan pace yang lembut dan cenderung pelan. Pergerakan ceritanya pas tapi lagi-lagi atmosfer yang tercipta mengingatkanku pada gerak lambat adegan-adegan sedih dalam film. Suasana sendu, sedih dan melankolisnya dapat banget. Mungkin karena kisahnya sedikit drama dan agak tragis ya jadinya aura novel ini terasa seperti penghujung hari yang sendu dengan warna jingga yang memudar samar ditelan petang.

Terimkasih untuk Adit dan Gagasmedia karena aku bisa mendapatkan novel ini. Novel ini adalah gift dari kompetisi #RabuMenulis yang diadakan Gagasmedia dan penulis-penulisnya dalam rangka promo #TimeTravelSeries. Aku sangat-sangat berterimakasih bisa mengikuti kisah perjalanan waktu Lasja ini.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

logophile • memorabilia of my adventure as a writer, a reader, a translator and a light seeker •

2 comments

  1. Wih.... Jalan ceritanya gak bisa ditebak...
    bikin antusias bca reviewnya :D

    BalasHapus
  2. Ayo baca! Yang suka cerita romantis dan berbau sci-fi pasti suka :D

    BalasHapus